Senin, 29 Juni 2009

NASIB HENNING, RANI & KAMBING HITAM


KEKALAHAN tragis Chelsea di semifinal Liga Champion,Kamis dini hari pekan lalu, berbuntut panjang. Wasit yangmemimpinpertandingan, Tom Henning Ovrebo, asal Norwegiamendapat ancaman mau dibunuh. Ancaman pembunuhan itu cukup menggegerkan dunia sepakbola. Betapa murahnya nyawa seorang wasit. Dari sebuah kesalahan, ancaman pembunuhan mendera pengadilan dilapangan hijau. Kenapa wasit selalu jadi kambing hitam kekalahan. Tom Henning boleh saja berpostur besar dan tinggi. Tapi saat - saat seperti sekarang, nyalinya pasti ciut juga. Di internet, kini beredar ancaman-ancaman yang hendak menghabisi nyawanya. Semua berpangkal dari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya di lapangan, sesuatu yang tak selalu bisa dihindarkan seorang wasit. Henning dianggap sebagai biang keladi kegagalan Chelsea melaju ke final Liga Champions. Dia, tak menghadiahkan satu pun tendangan penalti bagi Chelsea. Padahal, klub asal London itu merasa setidaknya ada empat pelanggaran yang dilakukan pemain Barcelona yang pantas diganjar hukuman pinalti. Detik-detik menjelang pertandingan berakhir, dia kejar-kejar Michael Ballack. Seusai pertandingan, Didier Drogba bangkit dari bangku cadangan, memburu Henning dan mengkorfrontasinya. Drogba bahkan melayangkan kata-kata kotor ke arah sang wasit. Pelatih Chelsea bukan satu-satunya klub yang dirugikan Henning. Hiddink merasa dirugikan wasit. Namun, Hiddink masih mampu menahan diri dari kekalahannya atas sikap wasit yang dinilai berat sebelah. Sebenarnya Chelsea bukan satu-satunyaklub yang dirugikan Henning. Keputusan wasit Norwegia mengkartukuningkan Daniel Alves sehingga dia absen di final, layak dipertanyakan. Yang lebih layak lagi, keputusannya memberikan kartu merah langsung untuk Eric Abidal yang dianggap mengganjal Nicolas Anelka. Padahal Anelka terjatuh karena (sengaja atau tidak) menyentuhkan satu kakinya ke kaki yang lain. Adakah kubu Barcelona gusar karenanya? Tidak...! Mereka menerima hukuman wasit. Bahkan pelatih Pep Guardiola sendiri masih sempat merangkul Hiddink ini bertanda pelatih yang tempramental tersebut masih bisa menghormati keputusan wasit. Wasit memang figur paling gampang dijadikan sebagai kambing hitam kegagalan. Tapi apa yang alami Henning, terlepas dari blunder yang dilakukannya, adalah sebuah tindakan yang tak bisa dibenarkan. Dan, Henning bukanlahwasit pertama yang mengalaminya, dan bukan pula yang terakihr.Wasit ternama asal Swiss,Urs Meler, juga mendapatkan ancaman pembunuhan dalam pertandingan Inggris lawan Portugal di Piala Eropa 2004. Dia menganulir gol Sol Campbell sehingga kedudukan tetap bertahan 1-1. Portugal memenangkan adu pinalti dan lolos ke semifinal. Meier mengatakan dia menerima ancaman pembunuhan melalui telepon dan faksimili di tokonya Wuerenlos Aargau. Dia juga mengaku bahwa polisi menyarankan padanya untuk tidak memberitahukan di mana dirinya berada saat ini. Untuk keselamatan jiwanya, wasit Tom Henning harus disembunyikan keberadaannya oleh kepolisian seusai pertandingan. Dia dievakuasi dari hotel tempatnya menginap. Saat keluar dari Inggris menuju Norwegia, dia harus mendapat pengawasan yang ketat. Nasib Henning sama dengan Rani Juliani, yang juga kini harus disembunyikan, karena merupakan saksi kunci dalam kasus pembunuhan Nasarudin Zulkarnaen, yang melibatkan pejabat tinggi, pengusaha ternama dan perwira menengah polri di negeri ini. Henning harus disembunyikan dari ancaman pembunuhan. Sementara Rani juga demikian. Nyawa Rani terancam setelah kasus yang konon katanya berawal dari perselingkuhan dan terlibak jalinan cinta segitiga itu. Keduanya juga ada kesamaan. Berawal dari lapangan hijau. Yang satu dari lapangan sepakbola dan yangsatunya lagi dari lapangan golf. Keduanya juga bisa saja dijadikan sebagai "kambing hitam" dari persoalan yang terjadi, yakni pembunuhan. Begitulah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar